Tentang Malaikat Jibril
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Orang nasrani masa silam menyebut Jibril dengan nama an-Namus [النَّاموس]. An-namus sendiri artinya sosok ghaib yang menjadi kawan seseorang, dia bisa melihatnya namun orang lain tidak bisa melihatnya.
Artikel sebelumnya: Siapakah Malaikat Jibril? (bagian 01)
Diceritakan oleh Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali mendapatkan wahyu surat al-Alaq di gua Hira, beliau pulang menemui Khadijah Radhiyallahu ‘anha dalam kondisi badannya menggigil. Hingga Khadijah membawanya menemui Waraqah bin Naufal – sepupunya Khadijah – dan beliau beragama nasrani di zaman jahiliyah, menulis kitab dan menyalin Injil ke dalam bahasa arab. Ketika itu, Waraqah sudah sangat tua, tuna netra.
Setelah Waraqah mendengar cerita yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau langsung berkomentar,
هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى مُوسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا، يَا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا حِينَ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ… لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا أُوذِيَ، وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ حَيًّا أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
Itu Namus yang pernah turun menemui Musa Shallallahu ‘alaihi wa sallam… andai di masa sekarang saya masih muda, andai saya masih hidup ketika kaummu akan mengusirmu… semua orang yang membawa misi dakwah seperti yang anda bawa, pasti diganggu. Andai saya masih hidup ketika anda berdakwah, saya akan membantu dan membela anda. (HR. Bukhari 4953 & Muslim 160).
Kehebatan Jibril
Ada banyak sifat Jibril yang Allah sebutkan dalam al-Quran, berikut diantaranya,
[1] Firman Allah,
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ . ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ . مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. (QS. At-Takwir: 19-21).
Dalam ayat di atas, ada beberapa sifat jibril,
- Utusan Allah yang mulia
- Makhluk yang kuat
- Memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah pemilik Arsy
- Ditaati para malaikat lainnya
- Amanah di sisi Allah Ta’ala
[2] Firman Allah,
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى*ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang memiliki mirrah; dan dia menampakkan diri dengan rupa yang asli. (QS. An-Najm: 5-6)
Dalam ayat ini, ada beberapa sifat Jibril,
- Sangat kuat
- Dzu mirrah. Ulama berbeda pendapat tentang makna Dzu Mirrah, menurut Ibnu Abbas, dzu mirrah artinya penampilan yang sangat indah. Sementara menurut Mujahid, artinya memiliki kekuatan. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/444).
Jibril Dibenci Yahudi
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
Ada beberapa orang yahudi datang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bertanya banyak hal. Diantara cuplikan dialognya,
فَأَخْبِرْنَا مَنْ صَاحِبكَ؟ قَالَ: ” جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ “، قَالُوا: جِبْرِيلُ ذَاكَ الَّذِي يَنْزِلُ بِالْحَرْبِ وَالْقِتَالِ وَالْعَذَابِ عَدُوُّنَا، لَوْ قُلْتَ: مِيكَائِيلَ الَّذِي يَنْزِلُ بِالرَّحْمَةِ وَالنَّبَاتِ وَالْقَطْرِ، لَكَانَ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ}
“Sampaikan kepada kami, siapakah kawan dekatmu?” tanya yahudi..
“Jibril ‘alaihis salam.” Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Jibril!! Dialah yang turun ikut membantu perang, dan memberikan adzab. Dia musuh kami. Andai kamu tadi menyebut Mikail, yang menurunkan rahmat, tetumbuhan, dan hujan. Tentu kau benar.”
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya di surat al-Baqarah: 97. (HR. Ahmad 2483 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Jibril yang Mengangkat Bumi Kaum Luth
Allah berfirman,
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
“Tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud: 82).
Sesungguhnya Jibril mengangat seluruh wilayah kampung ini dari bumi, diangkat dengan sayapnya hingga sampai ke langit dunia. Hingga penduduk langit dunia mendengar lolongan anjing mereka dan kokok ayam. Kemudian dibalik. Karena itu, Allah sebut mereka dengan al-Muktafikah, terbalik kepala dan kakinya.
Lalu dilempar kembali ke tanah. Allah berfirman,
وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى
“Al-Muktafikah (negeri-negeri kaum Luth) yang dilempar ke bawah.” (QS. an-Najm: 53)
Demikian, Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/30439-siapakah-malaikat-jibril-bagian-02.html